Gambar oleh Mufid Majnun dari Pixabay
Oleh: Mariyam Sundari (Pengamat Perempuan dan Sosial)
Sebuah kesalahan besar menuding Islam tidak memuliakan perempuan dan menjaga generasinya. Barat selalu mengalamatkan stigma bahwa Islam mengekang kebebasan perempuan, tidak menghargai kedudukannya, tidak adil, dan menempatkannya sebagai manusia kelas dua di bawah penindasan kaum laki-laki.
Perempuan Islam tidak lepas dari cap sebagai perempuan terbelakang dan tersisihkan dalam persaingan publik. Ini yang selalu menjadi objek sasaran para pejuang kesetaraan gender. Mereka mengkambinghitamkan Islam sebagai sumber ketidakadilan terhadap perempuan.
Begitu pula terhadap generasi. Islam dianggap tidak memberikan kebebasan kepada generasi muda dengan berbagai aturan dan larangan dalam kehidupan. Apakah benar seperti itu?
Masalahnya, sebagian kaum muslimin percaya stigma itu, bahkan menjadi bagian dari penyebar pemikiran Barat tersebut. Sebagian kaum muslimin malah memperjuangkan kesetaraan gender dan menggaungkan ide emansipasi perempuan seakan menganggap ide-ide feminis ini menyelamatkan perempuan.
Mereka tidak sadar, ide emansipasi yang terasa bak madu itu sebenarnya racun mematikan yang memporak-porandakan tatanan Islam dan menimbulkan berbagai permasalahan baru dalam kehidupan.
Perempuan dan Generasi Mulia dengan Islam
Islam memuliakan perempuan dengan tugas pokoknya menjadi ibu dan pengatur rumah tangga. Peran optimal yang sesuai dengan fitrahnya telah menjadikan perempuan sebagai pihak yang juga turut andil dalam terwujudnya peradaban yang gemilang.
Dari rahim mereka terlahir generasi mulia seperti para tokoh, negarawan, politikus, ulama, cendikiawan, dan tokoh-tokoh lainnya yang keberadaannya bermanfaat untuk umat, tersebab peran perempuan yang sesuai dengan fitrahnya.
Dari sisi kemanusiaan Islam memandang perempuan dan laki-laki maupun generasi adalah satu. Islam menjamin hak-hak perempuan dan generasi sebagai manusia, yakni dilindungi kehormatannya, akal, harta, jiwa, agama, keamanan, pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan, termasuk hak berpolitiknya.
Semua itu agar peran tersebut bisa optimal dijalankan perempuan dan generasi tanpa mengabaikan hak-haknya sebagai manusia.
Perempuan Setelah Islam dan Dalam Penjagaannya
Islam datang dengan cahayanya yang menerangi kegelapan jahiliah melalui risalah Nabi Muhammad Saw., memerangi segala bentuk kezaliman dan menjamin setiap hak manusia tanpa terkecuali.
Allah berfirman tentang bagaimana seharusnya memperlakukan kaum perempuan dalam ayat berikut,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَحِلُّ لَكُمْ أَنْ تَرِثُوا النِّسَاءَ كَرْهًا وَلَا تَعْضُلُوهُنَّ لِتَذْهَبُوا بِبَعْضِ مَا آتَيْتُمُوهُنَّ إِلَّا أَنْ يَأْتِينَ بِفَاحِشَةٍ مُبَيِّنَةٍ وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْرًا كَثِيرًا
“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu memusakai perempuan dengan jalan paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata. Dan berhasilkah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS Anak Nisa [4]: 19)
Rasulullah Saw. Juga sering mengingatkan dengan sabda-sabdanya agar umat Islam menghargai dan memuliakan kaum perempuan.
اِسْتَوْصُوا بِالنِّسَاءِ خَيْرًا
“Aku wasiatkan kepada kalian untuk berbuat baik kepada para perempuan.” (HR Muslim: 3729)
خَيْرُكُمْ لأَهْلِهِ وَأَنَا خَيْرُكُمْ لأَهْلِى
“Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.” (HR Tirmidzi, dinyatakan sahih oleh Al Albani dalam Ash-Shahihah: 285)
Islam Menjaga Perempuandan Generasi
Perempuan dan generasi adalah satu jalinan mata rantai yang tak terpisahkan pengurusannya dalam sistem Islam secara menyeluruh. Islam menetapkan, di samping sebagai hamba Allah SWT. Yang mengemban kewajiban-kewajiban individual sebagaimana halnya laki-laki, perempuan secara khusus dibebani tanggung jawab kepemimpinan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (ummun wa rabbah al-bayt).
Sebagai ibu, perempuan wajib merawat, mengasuh, mendidik, dan memelihara anak-anaknya agar kelak menjadi generasi mulia di hadapan Allah SWT..
Sebagai pengatur rumah tangga, perempuan berperan membina, mengatur, dan menyelesaikan urusan rumah tangganya agar memberikan ketenteraman dan kenyamanan bagi anggota keluarga lainnya, sekaligus menjadi mitra utama laki-laki sebagai pemimpin rumah tangganya. Ini semua berdasarkan hubungan persahabatan dan kasih sayang.
Dengan peran-peran khususnya ini, sesungguhnya perempuan dipandang memberikan sumbangan besar kepada umat dan masyarakatnya.
Islam menjaga keberlangsungan generasi agar tidak punah, memiliki nasab (keturunan) yang baik dan menjaga kemuliaan pemikiran dan akhlak generasi, khususnya dari debu sekularisme kapitalistik dan ideologi selain Islam lainnya.
Dalam era kegemilangan Islam, sejak sebelum lahir dan saat balita, anak-anak sudah dibiasakan menghafal Al-Qur’an dengan memperdengarkannya. Hasilnya, anak-anak ini bisa hafal Al-Qur’an sebelum usia enam atau tujuh tahun.
Selanjutnya mereka diajarkan tentang ilmu hadits dan bahasa Arab. Selain penguasaan knowledge, mereka juga dibiasakan oleh orang tua mereka untuk mengerjakan salat, berpuasa, berzakat, berinfaq, hingga berjihad.
Kehidupan generasi muslim adalah kehidupan yang bersih, baik fisik maupun pemikirannya. Mereka ditopang sebuah sistem Islam yang secara menyeluruh yang jauh dari budaya hedonis, diajarkan tentang keyakinan terhadap qadha’ dan qadar yang mantap, sehingga tidak mudah galau bahkan bunuh diri hanya karena masalah urusan sepele.
Pergaulan mereka dijaga agar terhindar dari ikhtilat (campur baur) dan khalwat(berdua-duaan) sehingga bisa menjauhi pacaran hingga zina. Bagi pelanggar ada sanksi tegas dan keras. Kreativitas dan produktivitas generasi muda ditopang sistem Islam secara menyeluruh dengan mendukung penuh riset dan penemuan-penemuan ilmiah.
Semua itu adalah bentuk penjagaan Islam secara menyeluruh terhadap perempuan dan generasi yang berlangsung selama ribuan tahun dengan sepenuh hati.
Namun, ketika negara Islam yang menaunginya telah tiada, penjagaan tersebut lambat laun akan menghilang. Akhirnya, setiap individu dan keluarga muslim harus berjuang sendiri melawan arus zaman yang semakin hari semakin menggerus nilai-nilai Islam. Wallahu’allam.